Langsung ke konten utama

TUKANG LAS PANGGILAN JOGJA , BANTUL, SLEMAN, KULON PROGO, GUNUNG KIDUL, DAN SEKITARNYA (0877-3960-0999)

  TUKANG LAS PANGGILAN JOGJA , BANTUL, SLEMAN, KULON PROGO, GUNUNG KIDUL, DAN SEKITARNYA  Kami siap datang ke tempat Anda untuk SURVEI LOKASI dan menjelaskan serta konsultasi GRATIS.Silahkan untuk mengirim permintaan SURVEI LOKASI pada kolom yang sudah tersedia atau menghubungi kami melalui Telp/WA:   0877-3960-0999 Kami siap datang ke tempat Anda untuk SURVEI LOKASI dan menjelaskan serta konsultasi GRATIS. Silahkan  menghubungi kami melalui Telp/WA:   0877-3960-0999 

ATMOSFER

 

BAB 1

PENDHULUAN

1.      Latar Belakang

Bumi memiliki seluruh sifat yang diperlukan bagi kehidupan. Salah satunya adalah keberadaan atmosfer, yang berfungsi sebagai lapisan pelindung yang melindungi makhluk hidup. Atmosfer  terdiri dari lapisan yang berbeda yang tersusun secara berlapis satu diatas yang lainnya. Atmosfer merupakan salah satu bagian dari objek materil geografi yang di gunakan manusi dan makhluk hidup lainnya untuk beraktivitas. Pada materi atmosfer ini banyak sekali materi- materi yang sangt perlu di pelajari. Berdasarkan klasifikasinya materi ini mempelajari tentang lapisan-lapisan atmosfer, cuaca dan iklim yang ada di dunia dan yang ada di Indonesia.

 

2.      Rumusan masalah

a.       Apa pengertian atmosfer?

b.      Apa saja yang terdapat ada lapisan atmosfer?

c.       Unsur-unsur apa saja yang terdapat pada cuaca dan iklim?

 

3.      Tujuan

a.       Untuk mengetahui dan memahami pengertian atmosfer

b.      Untuk mengetahui dan memahami lapisan-lapisan yang terdapat pada atmosfer

c.       Untuk mengetahui dan memahami unsur-unsur yang ada pada cuaca dan iklim

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II
PEMBAHASAN

A.   PENGERTIAN ATMOSFER

Atmosfer adalah lapisan udara yangterdiri atas beberapa gas yang dipertahankan oleh gravitasi bumi dan digunakan untuk melindungi bumi dari serangan luar. Makin dekat ke permukaan bumi, lapisan gas dalam atmosfer makin padat dan berangsur-angsur makin ke atas, volume-volume gas makin berkurang dan renggang karena disebabkan adanya gravitasi bumi.

Beberapa sifat atmosfer, antara lain:

a.       Tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak dapat dirasakan atau di raba kecuali dalam bentuk angin.

b.      Dinamis dan elastis sehingga dapat memuai jika terkena sinar matahari dan mengkerut jika suhu udara dingin.

c.       Bersifat transparan.

d.      Mempunyai berat sehingga menimbulkan tekanan.

e.       Tetap berada sampai ketinggian selitar 1000 km dari permukaan air laut karena adagaya gravitasi bumi.

f.       Mengikuti gerak rotasi dan revolusi bumi.

 

1.      Lapisan-Lapisan Atmosfer

a.      Lapisan Troposfer

1)      Ketinggian rata-rata 0-12 km.

2)      Lapisan troposfer di daerah kutub memiliki ketebalan 0–8 km, di daerah khatulistiwa memiliki ketebalan 0–16 km, dan di daerah lintang tinggi memiliki ketebalan kurang dari 12 km.

3)      Pada lapisan ini terjadi proses-proses cuaca dan iklim yang dapat diamati, seperti hujan, angin, dan awan.

4)      Setiap kenaikan ketinggian 100 m, kondisi suhu mengalami penurunan sekitar 0,6°C. Penurunan suhu ini sering disebut dengan gradien geothermis.

5)      Antara lapisan troposfer dan stratosfer dibatasi oleh lapisan tropopause yang memiliki ketebalan ± 2 km.

6)      Mengandung sekitar 80-90% gas yang terdapat di atmosfer termasuk debu dan uap air.

7)      Berhubungan langsung dengan permukaan bumi.

 

b.      Lapisan Stratosfer

1)      Lapisan stratosfer memiliki ketebalan antara 12-80 km.

2)      Pada lapisan ini terdapat lapisan ozon yang terbentuk pada ketinggian 20 km. Lapisan ozon berfungsi menyerap radiasi sinar ultraviolet sehingga melindungi Bumi dari bahaya radiasi sinar ultraviolet (UV) matahari.

3)      Antara lapisan stratosfer dan mesosfer terdapat lapisan stratopause yang memiliki ketinggian 50 km dengan suhu konstan sekitar 5o C.

4)      Lapisan ini tebal di daerah kutub dan sangat tipis di daerah khatulistiwa.

5)      Lapisan ini terdiri dari 3 lapisan, yaitu:

a)      Lapisan isotherm yaitu terdapat pada ketinggian 12-35 km dengan suhu naik secara berangsur-angsur sampai pada suhu sekitar 55oC.

b)      Lapisan panas yaitu terdapat pada ketinggian 35-50 km, terjadi kenaikan panas yang cukup drastis.

c)      Lapisan campuran yaitu terdapat pada ketinggian 50-80 km.

 

c.        Lapisan Mesosfer

1)      Lapisan mesosfer terletak pada ketinggian 55–80 km di atas permukaan laut.

2)      Lapisan ini dapat melindungi bumi dari benturan benda atau batu meteor.

3)      Terjadi penurunan suhu dan bertambahnya ketinggian tempat (setiap bertambah ketinggian tempat 100 meter, suhu akan berkurang 0,4oC) suhu dapat mencapai

-83oC.

4)      Antara lapisan mesosfer dengan termosfer terdapat lapisan mesopause.

 

 

 

d.      Lapisan Termosfer

1)      Lapisan ini sering disebut  lapisan ionosfer karena terjadi proses ionisasi gas-gas oleh radiasi matahari.

2)      Lapisan ini terletak pada ketinggian 80–400 km.

3)      Pada lapisan termosfer, gelombang radio dipantulkan sehingga gelombang radio pendek yang dipancarkan dari suatu tempat dapat diterima di belahan bumi yang lain.

4)      Lapisan peralihan antara termosfer dan eksosfer disebut lapisan termopause.

5)      Terjadi kenaikan suhu seiring dengan bertambahnya ketinggian, bisa mencapai 1.700oC. hal ini terjadi karena penyerapan radiasi sinar X dan ultraviolet yang dipancarkan oleh matahari.

 

e.       Lapisan Eksosfer

1)      Lapisan eksosfer merupakan lapisan terluar.

2)      Lapisan ini terletak pada ketinggian lebih dari 400 km dari permukaan bumi.

3)      Gas utama yang ada, yaitu hidrogen yang kerapatannya makin tipis sampai hampir habis di luar angkasa.

4)      Pengaruh gravitasi sangat kecil.

5)      Terjadi gerakan-gerakan atom yang tidak beraturan.

6)      Lapisan ini merupakan lapisan pemisah antara bumi dengan angkasa luar sering disebut juga geostasioner atau ruang antar pelanet.

7)      Lapisan ini merupakan lapisan yang sangat berbahaya karena menjadi tempat berhancurnya meteor di luar angkasa.

Description: E:\gambar lapisan atmosfer.png

Gambar lapisan atmosfer.

2.      Manfaat Lapisan Atmosfer

Lapisan atmosfer memiliki beberapa manfaat bagi kehidupan.

a.       Melindungi Bumi dari radiasi sinar matahari yang sangat berbahaya bagi kehidupan.

b.      Melindungi Bumi dari jatuhnya benda-benda angkasa yang akan memasuki Bumi.

c.       Untuk kepentingan penelitian di bidang meteorologi dan klimatologi, khususnya prakiraan cuaca, baik jangka panjang maupun jangka pendek.

d.      Cuaca sangat penting di bidang pertanian, perhubungan, pelayaran, penerbangan, dan lain sebagainya.

e.       Lapisan ionosfer memiliki peranan yang penting dalam proses komunikasi karena dapat memantulkan gelombang radio.

 

B.     CUACA DAN IKLIM

Cuaca dan iklim merupakan istilah yang sangat sering kita dengar. Banyak aktivitas manusia yang terkait dengan iklim dan cuaca. Dalam bidang pertanian, pemilihan jenis tanaman sangat terkait dengan cuaca dan iklim.

1.      Pengertian Cuaca dan Iklim

Cuaca dan iklim merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya saling terkait. Hal yang menjadi parameter pada cuaca akan menjadi parameter juga pada iklim.

a.       Cuaca

Cuaca adalah kondisi udara pada saat tertentu, di wilayah yang relatif sempit serta pada jangka waktu yang relatif singkat. Dari pengertian ini menunjukkan bahwa cuaca terbentuk dari gabungan unsur cuaca dengan jangka waktu bisa hanya beberapa jam.

b.      Iklim

Iklim merupakan keadaan cuaca rata-rata pada daerah yang luas dan dalam waktu yang relatif lamaUntuk menentukan keadaan iklim suatu wilayah, biasanya dengan menghitung rata-rata cuaca selama 30–100 tahun.

 

 

 

 

Perbedaan antara cuaca dan iklim antara lain:

 

Cuaca

Iklim

• Rentang waktunya

pendek (hari/jam).

• Cakupan daerahnya sempit.

• Sangat cepat berubah.

• Rentang waktunya

panjang (30–100 tahun).

• Cakupan daerahnya luas.

• Jarang sekali berubah.

 

2.      Unsur-Unsur Cuaca

Penyinaran matahari mempunyai peranan dalam pembentukan cuaca karena merupakan energi panas yang menimbulkan perubahan suhu, tekanan, dan kelembapan udara di muka Bumi.

Ada beberapa unsur laiyang ikut berperan dalam unsur cuaca. Antara unsur yang satu dengan yang lain saling berkait, saling memengaruhi, saling ketergantungan, dan membentuk kerja gabungan. Unsur-unsur tersebut sebagai berikut.

 

a.       Suhu Udara

Suhu udara merupakan ukuran untuk menyatakan keadaan panas atau dinginnya udara. Suhu udara diukur dengan alat termometer. Persebaran suhu udara di permukaan Bumi berbeda-beda. Karakteristik persebaran suhu udara sebagai berikut.

1)      Persebaran Secara Horizontal

Suhu udara tertinggi terdapat di daerah tropis atau sekitar ekuator, semakin ke kutub semakin dingin.

2)      Persebaran Secara Vertikal

Semakin tinggi suatu tempat, suhu udara semakin dingin atau semakin rendah. Hal ini sesuai dengan hukum gradien geothermis, yaitu setiap kenaikan 100 meter suhu berkurang rata-rata 0,6°C.

Pada udara kering besar gradien geothermis sebesar 1°C. Pada lapisan atmosfer tertentu hukum ini tidak berlaku.

 

Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu udara suatu daerah adalah :

a.       Lama Penyinaran Matahari

Wilayah Indonesia terletak pada lintang 23°LU – 23°LS. Letak ini menyebabkan lama penyinaran matahari di wilayah ini lebih kurang 12 jam. Penyinaran matahari yang panjang akan memengaruhi peningkatan suhu di permukaan Bumi.

b.      Sudut Datang Sinar Matahari

Bentuk muka Bumi yang melengkung atau membulat menyebabkan sudut datang penyinaran matahari tidak sama. Apabila arah sinar matahari semakin tegak dengan bidang horizontal permukaan bumi atau semakin kecil sudut datangnya, intensitas penyinaran matahari semakin tinggi.

c.       Relief Permukaan Bumi

Berdasarkan relief, persebaran suhu mempunyai dua tipe, yaitu berdasarkan ketinggian dan arah hadap lereng. Semakin tinggi relief akan semakin rendah suhunya. Selain itu, relief yang menghadap ke arah datangnya sinar matahari akan mempunyai suhu yang lebih tinggi daripada lereng yang tidak berhadapan langsung dengan sinar matahari.

d.      Banyak Sedikitnya Awan

Awan pada lapisan udara dapat menahan sinar matahari sebelum sampai di permukaan Bumi. Pada pagi hari awan dapat menyebabkan temperatur rendah. Akan tetapi, pada siang hari menyebabkan temperatur tinggi karena awan dapat memantulkan kembali panas yang dipancarkan oleh permukaan Bumi. Semakin banyak uap air, semakin besar panas yang diserap, akibatnya temperatur menjadi tinggi.

e.       Macam Bentang Alam

Daratan akan lebih cepat panas atau dingin dibandingkan dengan lautan yang lebih lambat menjadi panas atau dingin.

 

Energi sinar Matahari sebagian digunakan untuk memanaskan atmosfer. Pemanasan atmosfer dapat secara langsung atau tidak langsung.

1)      Pemanasan Langsung

Di dalam atmosfer terkandung uap air, debu, asam arang, dan zat asam. Zat-zat tersebut berfungsi menyerap panas sinar matahari. Jadi, sebelum sampai di permukaan bumi, panas sinar matahari sebagian sudah diserap zat-zat tersebut.

2)      Pemanasan Tidak Langsung

Sinar Matahari setelah melewati atmosfer, panasnya sebagian diserap oleh bumi. Akibatnya, permukaan bumi juga menjadi panas. Permukaan bumi memengaruhi panas atmosfer bagian bawah. Pemanasan udara di dekat permukaan bumi melalui beberapa cara sebagai berikut.

a.      Konveksi adalah proses pemanasan udara secara vertikal karena adanya gerakan udara secara vertikal, sehingga udara di atas yang belum panas akan menjadi panas karena pengaruh udara di bawahnya yang sudah panas.

b.      Adveksi adalah proses pemanasan udara secara horizontal karena adanya gerakan udara secara horizontal, sehingga daerah lain menjadi panas.

c.       Turbulensi adalah aliran udara yang arahnya tidak beraturan. Gerakan udara panas berputar-putar, simpang siur, dan tidak beraturan, sehingga daerah lain ikut menjadi panas.

d.      Konduksi adalah pemanasan udara secara bersinggungan. Udara dingin yang bersinggungan dengan udara panas di bawahnya akan ikut menjadi panas. Demikian seterusnya terjadi hambatan panas sampai udara teratas, sehingga udara menjadi panas semua.

 

b.      Tekanan Udara

Tekanan udara merupakan tenaga yang digunakan untuk menggerakkan massa udara dalam setiap satuan luas tetentu. Daerah yang menerima panas matahari, udaranya akan mengembang dan naik dengan tekanan udara rendah. Daerah yang mempunyai suhu udara rendah maka tekanan udaranya tinggi. Gerakan udara akan terjadi dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah kemudian terjadilah angin. Alat untuk mengukur tekanan udara disebut barometer

.

c.       Angin

Angin adalah gerakan udara yang disebabkan adanya perbedaan suhu, yang selanjutnya mengakibatkan perubahan tekanan. Tekanan udara naik jika suhunya rendah dan turun jika suhunya tinggi. Angin bertiup dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Hal-hal yang berkaitan dengan angin antara lain kecepatan, arah, dan system angin.

1.      Kecepatan Angin

Kecepatan angin yang bertiup dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a)      Gradien Barometris

Perbedaan tekanan udara antara dua tempat akan menghasilkan angin. Semakin besar perbedaan tekanan udara, maka angin yang bertiup pun akan semakin kencang atau kuat. Sebagaimana yang dirumuskan dalam hukum Stevenson. Menurut Stevenson kekuatan angin yang bertiup berbanding lurus dengan gradien barometernya. Semakin besar gradient barometernya, semakin kuat angin yang bertiup.

b)      Relief Permukaan Bumi

Relief yang tidak rata menjadi penghambat bagi aliran atau tiupan angin. Di daerah perbukitan aliran angin terhambat bukit-bukit, sehingga bertiup dengan kecepatan lebih lambat dibanding di daerah dataran.

c)      Tinggi dari permukaan tanah

Angin yang bertiup dekat permukaan bumi akan mendapatkan hambatan karena bergesekan dengan muka bumi, sedangkan angin yang bertiup jauh di atas permukaan bumi akan bebasdari hambatan-hambatan.

d)     Ada tidaknya tumbuhan-tumbuhan

Pohon-pohon yang tinggi ataupun lebat dapat menahan kecepatan angin bertiup.sedangkan daerah yang memiliki pepohonan yang sedikit atau gundul maka akan sedikit memberikan hambatan pada kecepatan angin.

 

2.      Arah Angin

Angin bertiup dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Hanya saja angin yang bertiup tidak mengalir lurus, tetapi mengalami pembelokan arah akibat pengaruh rotasi Bumi. Pembelokan juga dialami angin yang bertiup menuju khatulistiwa. Seperti yang diungkapkan dalam Hukum Buys Ballot, angin bertiup dari daerah bertekanan maksimum ke daerah bertekanan minimum. Di daerah selatan khatulistiwa angin berbelok ke arah kiri dan di utara khatulistiwa berbelok ke arah kanan.

 

3.      Sistem Angin

Berdasarkan gerakan dan sifatnya, angin dapat dibedakan menjadi:

a.      Angin Pasat dan Angin Antipasat

Angin pasat adalah angin yang berembus terus-menerus dari daerah maksimum subtropik ke daerah minimum khatulistiwa. Akibat adanya rotasi bumi maka di belahan utara terjadi angin pasat timur laut dan di belahan selatan terjadi angin pasat tenggara.

Angin antipasat adalah kembalinya angin pasat. Udara yang naik ke daerah khatulistiwa, setelah sampai di atas kemudian mengalir ke arah kutub dan turun di daerah subtropik.

b.      Angin Muson

Angin muson adalah angin yang arahnya selalu berganti setiap setengah tahun sekali tergantung pada letak matahari. Indonesia mengenal adanya angin monsun karena terletak antara 23o LU dan 23o LS serta terletak di antara Benua Asia dan Benua Australia. Kedua benua tersebut terletak di belahan bumi yang berbeda. Dengan demikian, terjadi angin monsun yang melalui Indonesia, yaitu muson barat dan muson timur.

Proses terjadinya:

1)      Angin Muson Barat

Pada bulan Oktober–April, posisi Matahari berada di sebelah selatan khatulistiwa (Australia) sehingga suhunya lebih panas, yang mengakibatkan tekanan udaranya lebih rendah, dibanding wilayah utara khatulistiwa (Asia). Angin bertiup dari wilayah Asia yang bertekanan maksimum, ke wilayah Australia yang bertekanan minimum. Angin ini bersifat lembap dan basah sehingga menyebabkan terjadinya musim hujan di wilayah Indonesia.

2)      Angin Muson Timur

Proses terjadinya angin muson timur berkebalikan dengan angin muson barat. Pada bulan April–Oktober, posisi Matahari berada di sebelah utara khatulistiwa (Asia). Suhu udara di wilayah ini lebih panas dan tekanan udara lebih rendah dibanding wilayah Australia. Akibat perbedaan tekanan udara, angin bertiup dari wilayah Australia yang bertekanan udara tinggi ke wilayah Asia yang bertekanan udara rendah. Angin ini melewati wilayah Australia yang bergurun dan bersifat kering. Angin ini menyebabkan musim kemarau/panas di wilayah Indonesia. Angin muson timur bertiup pada bulan April–Oktober, saat itu kedudukan Matahari berada di belahan Bumi utara atau Benua Asia.

 

c.       Angin Lokal

Berembusnya angin lokal dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:

(1) sifat daratan dan perairan,

(2) jumlah pemanasan sinar matahari pada suatu wilayah, dan

(3) ketinggian suatu tempat.

Berdasarkan perbedaan karakteristik faktor-faktor yang memengaruhi inilah, angin local dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut.

a)      Angin Darat dan Angin Laut

·           Pada malam hari suhu air laut terasa panas, sementara darat sudah mendingin. Akibatnya, tekanan udara di darat tinggi dan tekanan udara di laut rendah. Oleh karena itu, bertiuplah angin darat yang bertiup dari darat menuju laut. Angin darat digunakan para nelayan untuk berangkat berlayar mencari ikan laut.

·           Pada siang hari daratan lebih cepat menjadi panas daripada lautan. Akibatnya, pada siang hari daratan bertekanan minimum dan laut bertekanan maksimum. Kondisi ini menyebabkan terjadinya angin laut yang berembus dari laut ke daratan. Angin ini digunakan nelayan untuk pulang dari melaut.

b)     Angin Lembah dan Angin Gunung

·         Pada siang hari puncak gunung menjadi lebih cepat panas dibandingkan dengan lembah. Hal itu menyebabkan tekanan udara di gunung minimum dan tekanan udara di lembah maksimum. Akibatnya, angin bertiup dari lembah menuju gunung. Angin ini disebut angin lembah.

·         Pada malam hari puncak gunung lebih dingin daripada wilayah lembah. Hal itu menyebabkantekanan udara di gunung maksimum dan tekanan udara di lembah minimum. Akibatnya, angin bertiup dari gunung ke lembah. Angin ini disebut angin gunung.

 

c)      Angin Fohn (Angin yang Bersifat Panas)

Terjadinya angin ini merupakan kelanjutan dari terjadinya hujan orografis. Hujan orografis hanya terjadi pada salah satu sisi lereng, angin yang sudah tidak membawa uap lagi terus berembus menuruni lereng daerah bayangan hujan. Oleh karena tidak membawa uap air, angin ini bersifat panas dan berakibat buruk bagi usaha pertanian.

 

d)     Angin yang Bersifat Dingin

Jenis-jenis angin yang bersifat dingin sebagai berikut.

·         Angin Mistral

Angin mistral merupakan angin yang turun dari pegunungan ke dataran rendah pantai. Suhu angin ini lebih rendah dibandingkan dengan suhu daerah tujuannya sehingga dikategorikan angin dingin. Contohnya angin yang bertiup di pantai Laut Tengah, tepatnya di pantai selatan Prancis.

·         Angin Bora

Angin ini bersifat dingin dan bertiup dari arah timur atau timur laut ke barat atau ke barat daya di daerah Balkan

.

e)      Angin Siklon dan Angin Antisiklon

Angin siklon merupakan angin yang arah geraknya berputar. Di wilayah tropis angin siklon sering terjadi di laut dan hampir tidak pernah terjadi di daerah khatulistiwa. Angin siklon dan antisiklon antara belahan Bumi utara dan belahan Bumi selatan berbeda. Angin siklon merupakan udara yang bergerak dari beberapa daerah bertekanan udara rendah tinggi menuju titik pusat daerah tekanan udara rendah di bagian dalam. Angin antisiklon bergerak dari dalam sebagai pusat tekanan tinggi menuju ke tekanan udara rendah yang mengelilinginya di bagian luarnya.

 

d.      Kelembapan Udara

Kelembapan udara, yaitu banyak sedikitnya uap air di udara. Udara mengandung uap air yang berasal dari berbagai tubuh air, baik air permukaan maupun air tanah. Makin tinggi suhu udara, kandungan uap air semakin tinggi. Hal ini juga berarti bahwa kelembapan udara juga semakin tinggi. Kelembapan ini mempengaruhi pengendapan air di udara. Pengendapan air di udara dapat berupa awan, kabut, embun, dan hujan. Alat untuk mengukur kelembaban udara disebut higrometer. Kelembapan udara terdiri atas kelembapan relatif dan kelembapan absolut.

§  Kelembapan Udara Relatif atau Nisbi

Kelembapan relatif adalah perbandingan jumlah uap air dalam udara (kelembapan absolut) dengan jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung oleh udara tersebut dalam suhu yang sama dan dinyatakan dalam persen (%).

§  Kelembapan Udara Absolut atau Mutlak

Merupakan banyaknya uap air yang terdapat di udara pada suatu tempat. Dinyatakan dengan banyaknya gram uap air dalam 1 m3 udara.

 

e.       Awan

Awan merupakan massa dari butir-butir kecil air yang larut di lapisan atmosfer bagian bawah. Awan dapat menunjukkan kondisi cuaca. Awan gelap menandakan kemungkinan hujan. Sedang langit tanpa awan menunjukkan cuaca cerah. Awah gelap yang membumbung menandakan hujan badai akan terjadi. Klasifikasi awan, antara lain:

Berdasarkan ketinggiannya, awan dapat dibedakan sebagai berikut.

§  Awan rendah (ketinggian kurang dari 2 km). Contoh: nimbostratus, stratus, dan stratocumulus.

§  Awan menengah, mempunyai ketinggian dasar awan antara 2–6 km. Contoh: altostratus dan altocumulus.

§  Awan tinggi (ketinggian di atas 6 km). Contoh: cirrostratus, cirrocumulus, dan cirrus.

§  Awan menjulang vertikal (ketinggian 0,5–18 km). Contoh: cumulonimbus dan cumulus.

 

Description: Pembagian awan berdasarkan morfologi

Berdasarkan bentuknya, awan dibedakan sebagai berikut.

1)      Awan Cirrue adalah awan putih terpisah-pisah seperti benang halus atau pecah-pecah atau jalur-jalur sempit atau mata pancing atau bulu ayam atau serabut yang berwarna putih keperak-perakan.

2)      Awan Cirro Cumulus adalah awan tipis putih terpisah-pisah seperti biji-bijian, sisik ikan, bulu domba yang tipis yang berwarna putih bersih.

3)      Awan Cirro Stratus adalah awan yang transparan dengan puncak seperti serabut halus menutupi sebagian atau seluruhnya dari langit dengan warna keputih-putihan. Awan ini umumnya menimbulkan phenomena lingkaran putih disekeliling bulan atau matahari.

4)      Awan Alto Cumulus adalah awan yang seperti bulu domba atau sisik ikan tetapi agak melebar 10 s/d 50 dengan warna putih bersi, atau abu-abu atau campuran dari dua-duanya.

5)      Awan Alto Stratus adalah awan yang seperti lembaran-lembaran atau lapisan-lapisan jalur yang berwarna abu-abu atau kebiru-biruan. Jenis awan ini sering menimbulkan hujan merata.

6)      Awan Nimbo Stratus adalah awan yang seperti lembaran-lembaran atau lapisan-lapisan yang tebal, dengan warna abu-abu dan gelap. Jenis awan ini sering menimbulkan hujan lebat,matahari akan tertutup oleh jenis awan ini.

7)      Awan Stratus adalah awan yang berlapis-lapis tipis dengan warna abu-abu dengan dasar hampir serba sama, dapat menimbulkan hujan es.

8)      Awan Strato Cumulus adalah awan yang berlapis-lapisan tebal agak gelap, berwarna abu-abu atau putih atau campuran dari kedua-duanya, mempunyai lebar lebih dari 50.

9)      Awan Cumulus adalah awan yang terpisah-pisah umumnya padat dengan batas yang jelas, berbentuk seperti bukit-bukit ,menari-menari dan bagian atasnya berbentuk seperti bunga kool.

10)  Awan Cumulus Nimbus adalah awan yang besar, padat dan meluas puncaknya menyerupai gunung atau menara yang besar atau seperti cengger ayam dengan warna gelap.

 

f.       Curah Hujan

Hujan adalah jatuhnya air dalam bentuk cair maupun padat dari atmosfer ke permukaan Bumi. Apabila awan bertambah dingin, maka titik-titik air akan berubah menjadi butir-butir yang lebih besar dan berat sehingga akan turun sebagai hujan. Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Curah hujan bias diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Alat pengukur hujan disebut fluviograf atau regenmeter.

      Macam-macam hujan antara lain sebagai berikut:

a.       Manurut proses terjadinya:

1)      Hujan zenithal

Hujan ini sering disebut juga hujan konveksi atau hujan puncak, karena sering terjadi di daerah tropik. Hujan ini terjadi akibat pertemuan angin pasat timur laut dan angin pasat tenggara yang kemudian angin tersebut naik ke atas dan membentuk gumpalan-gumpalan awandi daerah ekuator sehingga turunlah hujan.

 

Description: E:\Tipe-tipe Hujan_files\atmosfer1.jpg

 

2)      Hujan orografis

Hujan ini terjadi kerena angin yang bergerak horizontal jenuh dengan uap air yang naik ke daerah lereng pegunungan, suhu udara terus mendingin dan terjadi kondensasi sehingga terbentuklah awan dan terjadilah hujan.

 

Description: E:\Tipe-tipe Hujan_files\atmosfer21.jpg

 

3)      Hujan frontal

Terjadi karena adanya pertemuan massa udara panas dan dingin. Biasanya terjadi didaerah lintang  sedang.

 

Description: E:\Tipe-tipe Hujan_files\atmosfer3.jpg

 

b.      Berdasarkan ukuran butirannya

1.      Hujan gerimis ( drizzle), diameter butirannya kurang dari 0,5 mm.

2.      Hujan salju, berupa Kristal-kristal es yang halus.

3.      Hujan batu es, merupakan curahan batu es yang turun pada cuca panas dari awan yang temperturnyadi bawah titik beku.

4.      Hujn deras (rain), diameter butirannya sekitar 7 mm.

 

3.      Iklim

Iklim di suatu daerah dipengaruhi oleh posisi garis lintang, angin, massa daratan dan benua, arus samudra, dan topografi.

Klasifikasi Iklim yang ada di Bumi.

a.      Iklim Matahari

Klasifikasi iklim ini berdasarkan pada garis lintang. Hal itu berpengaruh pada jumlah energi matahari yang tersedia. Keadaan tersebut menyebabkan wilayah lintang rendah (khatulistiwa) memiliki jumlah penyinaran matahari lebih banyak sehingga suhunya lebih tinggi dibanding daerah lintang tinggi.

b.      Iklim Koppen

Iklim Koppen diklasifikasikan berdasarkan pada curah hujan dan suhu udara. Klasifikasi ini dikemukakan oleh Wladimir Koppen, seorang ahli klimatologi dari Jerman. Berikut ini pembagiannya.

1)      Iklim Tipe A (Iklim Hujan Tropis)

Wilayah ini memiliki curah hujan tinggi, penguapan tinggi, dan suhu rata-rata bulanan di atas 18°C. Wilayah beriklim tipe A dibagi menjadi tiga sebagai berikut.

§  Iklim tipe Af memiliki curah hujan tinggi dan suhu udara panas sepanjang tahun sehingga terdapat banyak hutan hujan tropik. Contohnya di wilayah Sumatra, Kalimantan, dan Papua.

§   Iklim tipe Am memiliki ciri-ciri antara lain curah hujan tergantung musim, jenis tanaman pendek dan homogen, dan hutan homogen yang menggugurkan daunnya ketika kemarau. Wilayah yang beriklim Am antara lain di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Papua bagian selatan.

§  Iklim tipe Aw memiliki ciri-ciri antara lain terdapat hutan yang berbentuk sabana, jenis tumbuhan padang rumput dan belukar, serta pohonnya berjenis rendah. Wilayah ini memiliki musim kemarau lebih panjang dibandingkan musim hujan. Contohnya terdapat di wilayah Jawa Timur, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, Kepulauan Aru, dan Papua bagian selatan.

2)      Iklim Tipe B (Iklim Kering)

Iklim tipe B memiliki curah hujan rendah dan penguapan yang tinggi. Di wilayah ini tidak memiliki surplus air dan tidak dijumpai sungai yang permanen. Wilayah beriklim tipe B dibedakan menjadi tipe Bs (iklim stepa) dan tipe Bw (iklim gurun).

3)      Iklim Tipe C (Iklim Sedang Hangat)

Di wilayah yang memiliki tipe C terdapat empat musim, yaitu musim dingin, semi, gugur, dan panas. Iklim tipe C dibedakan menjadi tiga sebagai berikut.

§  Iklim tipe Cw, yaitu iklim sedang basah dengan musim dingin yang kering.

§  Iklim tipe Cs, yaitu iklim sedang basah dengan musim panas yang kering.

§  Iklim tipe Cf, yaitu iklim sedang basah dengan hujan dalam semua bulan.

4)      Iklim Tipe D (Iklim Salju Dingin)

Iklim tipe D memiliki suhu udara rata-rata bulan terdingin < –3° C dan suhu udara rata-rata bulan terpanas > 10° C. Iklim tipe D dibedakan menjadi dua.

a)      Iklim tipe Df, yaitu iklim dingin dengan semua bulan lembap.

b)      Iklim tipe Dw, yaitu iklim hutan salju dingin dengan musim dingin yang kering.

5)      Iklim Tipe E (Iklim Kutub)

Wilayah beriklim tipe E memiliki ciri tidak mengenal musim panas, terdapat salju abadi dan padang lumut.

 

c.       Iklim Menurut Schmidt-Ferguson

Schmidt-Ferguson mengklasifikasikan iklim berdasarkan jumlah rata-rata bulan kering dan jumlah rata-rata bulan basah. Dikatakan bulan kering jika dalam satu bulan terjadi curah hujan kurang dari 60 mm. Dikatakan bulan basah jika dalam satu bulan curah hujannya lebih dari 100 mm. Iklim Schmidt dan Ferguson didasarkan pada nilai Q. Nilai Q dihitung dengan rumus sebagai berikut.

 

                 Q = Jumlah Rata-Rata Bulan Kering

                  Jumlah Rata-Rata Bulan Basah       

Nilai Q yang ditentukan untuk menentukan klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson didasarkan pada tabel berikut.

Klasifikasi Nilai Q Menurut Schmidt dan Ferguson

 

Tipe Iklim

Nilai Q

Keterangan

A

B

C

D

E

F

G

H

0 < Q < 0, 143

0,143 < Q < 0,333

0,333 < Q < 0,600

0,600 < Q < 1,000

1,000 < Q < 1,670

1,670 < Q < 3,000

3,000 < Q < 7,000

7,000 < Q

Sangat basah

Basah

Agak basah

Sedang

Agak kering

Kering

Sangat Kering

Luar Biasa Kering

 

d.      Iklim Menurut Junghuhn

Klasifikasi iklim Junghuhn didasarkan pada ketinggian tempat yang dikaitkan dengan jenis tanaman yang dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal di suatu daerah. Iklim Junghun adalah iklim berdasarkan tinggi tempat dan jenis tanaman yang tumbuh baik. Makin tinggi suatu tempat di permukaan bumi temperaturnya makin dingin dan tekanan udaranya makin kecil. Perbedaan tinggi tempat di permukaan bumi menyebabkan perbedaan jenis tumbuh-tumbuhannya.

Ilmuwan asal Jerman bernama Junghun membagi empat tingkat daerah tanaman berdasarkan tinggi tempat sebagai berikut.

§  Daerah panas (tropik) : tinggi antara 0 - 650 m. Suhu 22o - 26,3oC. Tanaman: padi, tembakau, tebu, karet, kelapa, dan cokelat.

§  Daerah sedang: tinggi 650 - 1.500 m. Suhu 17,1o - 22oC. Tanaman: padi, tembakau, kopi, teh, cokelat, dan sayur-sayuran.

§  Daerah sejuk: tinggi 1.500 - 2.500 m. Suhu 11,1o - 17,1oC. Tanaman: kopi, teh, kina, dan sayur-sayuran.

§  Daerah dingin: tinggi 2.500 m ke atas. Suhu 6,2o - 11,1oC. Tanaman hanya sebangsa lumut. 

Description: junghun.jpg

e.       Iklim Suatu Tempat Berdasarkan Pembagian Iklim Oldeman

Dalam pembagian iklim Oldeman lebih menitikberatkan pada banyaknya bulan basah dan bulan kering secara berturut-turut yang dikaitkan dengan sistem pertanian untuk daerah-daerah tertentu. Oleh karena itu, penggolongan iklimnya lebih dikenal dengan sebutan zona agroklimat.Zona agroklimat utama dibagi atas 5 subdivisi, masing-masing terdiri atas bulan kering berurutan dan bulan basah berurutan yang dihubungkan dengan masa tanam.

Pembagian iklim menurut Oldeman:

1)      Tipe A, 9 bulan lebih berturut-turut hujan turun.

2)      Tipe B1, 7-9 bulan basah berturut-turut, satu bulan kering.

3)      Tipe B2, 7-9 bulan basah berturut-turut, 2-4 bulan kering.

4)      Tipe C1, 5-6 bulan basah berturut-turut, 2-4 bulan kering.

5)      Tipe C2, 5-6 bulan basah berturut-turut, 5-6 bulan kering.

6)      Tipe C3, 5-6 bulan basah berturut-turut, 5-6 bulan kering.

7)      Tipe D1, 3-4 bulan basah berturut-turut, satu bulan kering.

8)      Tipe D2, 3-4 bulan basah berturut-turut, 2-4 bulan kering.

9)      Tipe D3, 3-4 bulan basah berturut-turut, 5-6 bulan kering.

10)  Tipe D4, 3-4 bulan basah berturut-turut, lebih dari 6 bulan kering.

11)  Tipe E1, kurang dari 3 bulan basah berturut-turut dan kurang dari 2 bulan kering.

12)  Tipe E2, kurang dari 3 bulan basah berturut-turut, 2-4 bulan kering.

13)  Tipe E3, kurang dari 3 bulan basah berturut-turut, 5-6 bulan kering.

14)  Tipe E4, kurang dari 3 bulan basah berturut-turut, lebih dari 6 bulan kering.

C.   FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN IKLIM GLOBAL

Terjadi keadaan kekeringan di australia, termasuk juga di beberapa daerah indonesia, yidak terlepas dari keadaan-keadaan di samudra pasifik selatan. Apabila keadaan di pasifik selatan tidak normal, sehingga dapat terjadi kekeringan atau turun hujan lebat. Keadaan yang menyebabkan kekeringan pada rentang waktu lama disebut el nino. Keadaan yang menyebabkan hujan lebat pada rentang waktu lama disebut la nina.

1.      El Nino

Pada cuaca yang normal, angin timur di Samudra Pasifik bertiup ke arah barat dan mendorong air laut hangat ke permukaan. Akibatnya, air laut di bagian barat samudra lebih hangat 2° C dan lebih tinggi 40 cm. Di bagian timur samudra air laut dingin menggantikan air laut hangat. Hal ini menyebabkan udara lembap hangat naik di bagian barat dengan membawa uap air dan menimbulkan hujan. Udara di bagian timur yang kering dan dingin, bertiup di pantai Amerika Selatan.

2.      La Nina

La Nina memiliki sifat yang berlawanan dengan El Nino. Arus udara dan arus laut yang saling memperkuat menyebabkan angin pasat bertiup sangat kencang sehingga air laut hangat mengalir ke arah barat. Hal ini menyebabkan wilayah Asia, Australia, dan Afrika mengalami musim hujan yang sangat lebat. Sebaliknya, wilayah Amerika Selatan mengalami kekeringan yang hebat.

 

D.   POLA HUJAN DAN ANGIN DI INDONESIA

Berdasarkan letak dan sifat wilayah indonesia yang berupa kepulauan terdapat 4 sifat iklim, yaitu:

a.       Suhu udara rata-rata tahunan tinggi.

b.      Di Indonesia ada angin musim yang menyebabkan terjadinya musim kemarau dan musim hujan.

c.       Wilayah Indonesia bebas dari gangguan siklon karena berada pada letak wilayah yang tenang antara 10o LU- 10o LS.

d.      Udara yang sangat tinggi sehingga menyababkan penguapan yang selalau tinggi pula.

 

Faktor yang mempengaruhi curah hujan di Indonesia:

a.       Letak daerah konvergensi antar tropis

b.      Bentuk medan dan arah lereng medan

c.       Arah angin yang sejajar dengan pantai

d.      Jarak perjalanan angin di atas medan datar

e.       Posisi geografis daerahnya

 

E.   POLA UMUM CURAH HUJAN DI INDONESIA

1.      Pantai barat di setiap pulau memperoleh hujan lebih banyak dari pantai timur

2.      Pulau Jawa, NTB, NTT dan Bali merupakan berisan pulau yang memanjang dari barat ke timur, sehingga di sebelah timur curah hujannya lebih sedikit  dibandingkan di sebelah barat

3.      Curah hujan bertambah dari dataran rendah kea rah pagunungan dengan jumlah terbesar pada ketinggian 600-900 meter

4.      Di daerah pedalaman musim hujan jatuh pada musim pancaroba.

5.      Bulan maksimum hujan sesuai dengan DKAT

6.      Saat mulai musim hujan bergeser dri barat ke timur

7.      Sulawesi selatan bagian timur, sulawesi tenggara dan Maluku tengah, mulai musim hujan bulan mei dan juni.

F.    PERANAN CUACA DAN IKLIM

Begitu seringnya data cuaca dipublikasikan melalui berbagai media menunjukkan betapa pentingnya data cuaca dan iklim bagi kehidupan. Namun demikian, cuaca dan iklim tidak mutlak menentukan kehidupan baik tumbuh-tumbuhan, hewan, ataupun manusia, karena hidup mempunyai kemampuan adaptasi terhadap lingkungan. Kehidupan yang paling banyak dipengaruhi oleh cuaca dan iklim yaitu tumbuh-tumbuhan, terutama mengenai penyebarannya, baik secara vertikal maupun secara  horizontal. Secara vertikal mulai dari daerah sekitar  pantai sampai ke puncak-puncak gunung terdapat penyebaran jenis tumbuhan yang beranekaragam. Begitu pula secara horizontal dari daerah sekitar kutub wsampai daerah sekitar khatulistiwa jenis tumbuh-tumbuhan berbeda. Hal ini menunjukkan penyebaran tumbuh-tumbuhan dipengaruhi oleh iklim.Kegiatan manusia yang dipengaruhi oleh cuaca dan iklim antara lain bidang pertanian, perhubungan, dan telekomunikasi.

1.      Peranan Cuaca dan Iklim dalam Kegiatan Pertanian

Kegiatan dalam bidang pertanian harus memperhatikan faktor iklim. Misalnya dalam menentukan lokasi atau menentukan waktu tanam yang baik. Tiap jenis tumbuh-tumbuhan membutuhkan kondisi iklim yang berbeda. Ada tumbuh-tumbuhan yang cocok di daerah paanas, ada yang cocok di daerah sedang, dan ada yang cocok di daerah sejuk. Demikian pula dengan kebutuhan akan air. Ada tumbuh-tumbuhan yang hanya dapat tumbuh di daerah berair seperti eceng gondok dan teratai. Tumbuh jenis ini di sebut Hidrofit . Ada pula jenis tumbuhan yang dapat hidup di daerah kering seperti kaktus di gurun pasir. Tumbuh-tumbuhan jenis ini disebut Xerofit. Dalam menentukan waktu tanam harus pula memperhatikan faktor iklim. Sebagai contoh kapas ditanam pada saat hujan cukup banyak, tetapi harus diusahakan pada saat buahnya masak cuaca harus kering, karena hujan dapan merusak serat kapas. Demikian juga tanaman tebu harus diusahakan agar waktu panen jatuh pada musim kemarau.

 

2.      Peranan Cuaca dan Iklim dalam Kegiatan Perhubungan     

Kegiatan perhubungan baik perhubungan darat, laut, dan udara banyak dipengaruhi oleh keadaan cuaca dan iklim. Cuaca dan iklim yang baik akan memperlancar kegiatan perhubungan. Sebaliknya, apabila cuaca buruk seperti ada angin ribut, badai, dan kabut tebal dapat menghambat kelancaran perhubungan terutama perhubungan laut dan udara. Bagi daerah yang rendah, hujan yang lebat sering menimbulkan banjir yang juga dapat menghambat perhubungan darat. Ketidaklancaran perhubungan akan mengganggu kelancaran arus  barang sehingga dapat mengganggu perekonomian.

3.      Peranan Cuaca dan Iklim dalam Bidang Telekomunikasi

Cuaca yang baik berpengaruh pula kepada kelancaran komunikasi. Cuaca yang buruk akan mengganggu kejelasan komunikasi lewat telepon. Suara radio dan gambar di televisi tidak jelas bila terjadi badai. Contoh-contoh diatas menunjukkan pengaruh cuaca dan iklim terhadap kegiatan manusia seperti pertanian, perhubungan, dan telekomunikasi serta masih banyak lagi kegiatan-kegiatan yang lain yang dipengaruhi oleh keadaan cuaca dan iklim.

 

G.  GEJALA-GEJALA YANG TERJADI PADA ATMOSFER

1.      Pelangi

Pelangi merupakan lengkungan warna spectrum (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu) yang terjadi akibat sinar matahari dibiaskan oleh titik-titik air yang ada di udara. Pada pagi hari pelangi akan terlihat di sebelah barat dan sebaliknya sore hari terlihat si sebelah timur. Pelangi terjadi setelah hujan atau kabut, dan matahari menampakkan sinarnya kembali.

Description: ANd9GcR5x74tvi4lQUy3h6qFyKHJav1BWijoFRVrCiBldJi5g6a7pppf

 

 

2.      Kilat

Adalah cahaya yang keluar karena pertemuan dua muatan listrik yang bertegangan tinggi yang berlawanan kutub. Pelepasan muatan listrik ini terjadi antara awan dengan awan yang lain atau antara awan dengan bumi. Cahaya kilat dibarengi guntur, namun guntur terdengar setelah kilat karena kecepatan cahaya lebih besar dari kecepatan suara.

Description: catatumbo1

3.      Fatamorgana

Di tengah matahari yang terik, dijalan aspal dan di gurun pasir yang panas sering terlihat seperti ada genangan air. Gejala seperti itu disebut fatamorgana. Fatamorgana terjadi akibat pembiasan sinar matahari oleh udara yang berbeda kerapatannya.

Description: Fata_Morgana_of_a_boat

4.      Halo

Pada ,malam hari yang cerah kadang-kadang terlihat di sekeliling bulan terdapat lingkaran cahaya berwarna putih dan sedikit warna kemerahan, cahaya itu disebut halo. Halo terjadi akibat cahaya bulan menembus kristal-kristal es pada awan yang sangat tinggi. Halo bisa juga terjadi di sekeliling matahari, namun halo matahari jarang terlihat karena kilauan cahaya matahari jauh lebih kuat.

Description: moon%2Bhalo

5.      Aurora

Aurora adalah fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer. Aurora tampak sebagai busur cahaya pada malam hari dari daerah lintang tinggi di atas 65° LU/LS.

Berdasarkan letaknya, ada 2 macam aurora.

a.       Aurora Borealis, yaitu fenomena cahaya yang terlihat pada malam hari dibelahan bumi utara.

b.      Aurora Australis, yaitu fenomena cahaya yang terlihat pada malam hari dibelahan bumi selatan.

 

Description: aurora_largegsfc_20080304_hi

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

1.      Kesimpulan

Udara yang menyelimuti bumi kita disebut atmosfer, yang memiliki ketebalan ± 1.000 km dari permukaan bumidan ikut berorotasi dengan bumi. Tidak semua atmosfer yang tebalnya 1.000 km terdapat seluruh peristiwa cuaca dan iklim. Proses alam seperti suhu, tekanan udara, angin, kelembaban, awan, hujan dan gejala-gejala lainnya kebanyakan terdapat pada lapisan pendamping bumi, yaitu troposfer yang memiliki ketebalan rata-rata dari permukaan bumi kurang lebih 12 km.

Pada masing-masing lapisan atmosfer mempunyai fungsi yang berbeda-beda terhadap permukaan bumi.

Lapisan troposfer merupakan tempat berlangsungnya semua peristiwa cuaca dan iklim, dapat membantu kehidupan makhluk hidup untuk mempartahankan kelangsungan hidupnya, serta dapat mempengaruhi unsur-unsur cuaca yang ada di permukaan bumi dan perubahan iklim secara keseluruhan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

pbcahyono.files.wordpress.com/2012/01/atmosfer.doc/ Di unggah pada hari Senin, 30 april 2012

http://alenmarlissmpn1gresik.wordpress.com/2010/01/10/lapisan-atmosfir-atmosfir-bumi/ Di unggah pada hari Rabu, 2 mei 2012

http://id.wikipedia.org/wiki/Siklus_karbon/ Di unggah Pada  hari Rabu, 2 mei 2012

http://pesonageografi.wordpress.com/2011/01/22/manfaat-atmosfer-dalam-kehidupan/ Di unggah Pada hari Rabu,  2 mei 2012

http://iwandahnial.wordpress.com/2011/03/25/debu-alami-mendinginkan-bumi-sekaligus-menghangatkan-atmosfer/ Di unggah pada hari Rabu, 2 mei 2012

http://arinifisikauin.wordpress/2011/04/09/atmosfer/ Di unggah Pada hari Rabu, 2 mei 2012

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perencanaan dan Persiapan Rapat

Nama    : Nuraini Juliati NIM     : 14416241050 Prodi    : Pendidikan IPS/A Makul   : Dasar-dasar administrasi Perencanaan Dan Persiapan Rapat  Dalam rangka menyelenggarakan rapat, ada beberapa prinsip dasar yang dapat dijadikan pedoman atau pegangan dalam mempersiapkannya, yaitu sebagai berikut : Why? Mengapa rapat perlu diselenggarakan? Hal ini untuk menentukan urgensi dari rapat tersebut.   What? Apa masalah yang akan dibicarakan dalam rapat? Hal ini untuk mempersiapkan agenda rapat   Who? Siapa saja yang akan diundang dalam rapat tersebut? Hal ini untuk menentukan peserta rapat yang diundang   Where? Di mana rapat akan diselenggarakan? Hal ini untuk menentukan tempat penyelenggaraan rapat.   When? Kapan rapat akan diselenggarakan? Hal ini untuk menentukan hari, tanggal dan waktu rapat akan diselenggarakan   How? Bagaimana rapat akan diselenggarakan ? hal ini untuk menentukan apakah rapa...

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MESIN BENSIN DAN MESIN DIESEL

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MESIN BENSIN DAN MESIN DIESEL A.     Mesin Bensin 1.       Karakteristik mesin bensin a.        Menggunakan Bahan Bakar Bensin b.       Memiliki Karburator c.        Memiliki busi d.       Terdapat Distributor e.        Tekanan kompresi 9Kg/cm2 f.        Temperatur 200o C g.       Pembakarannya Gas terbakar oleh Api dari Busi 2.       Kelebihan mesin bensin a.        Untuk akselerasi mesin jauh lebih responsif, sehingga untuk mendahului kendaraan lain dapat lebih mudah dicapai. b.       Suara yang dihasilkan saat mesin mulai start hingga berakselerasi terdengar lebih halus. c.        Tingkat ...

LAPORAN KKN (KULIAH KERJA NYATA)

LAPORAN INDIVIDU KULIAH KERJA NYATA (KKN) SEMESTER KHUSUS TAHUN AKADEMIK 2016/2017 KELOMPOK B120   Dusun Rejosari, Desa Soronalan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang   Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan dalam Mata Kuliah Kuliah Kerja Nyata (KKN) Dosen Pembimbing Lapangan : Drs.Marwanto, M.Hum.       Disusun oleh : Nama : Nuraini Juliati NIM : 14416241050 Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial Jurusan/Prodi : Pendidikan IPS/Pendidikan IPS     LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017 HALAMAN PENGESAHAN   KATA PENGANTAR   Assalamualaikum Warahmatullaahi Wabarokaatuh.             Alhamdulillah, segala puji d...