Langsung ke konten utama

TUKANG LAS PANGGILAN JOGJA , BANTUL, SLEMAN, KULON PROGO, GUNUNG KIDUL, DAN SEKITARNYA (0877-3960-0999)

  TUKANG LAS PANGGILAN JOGJA , BANTUL, SLEMAN, KULON PROGO, GUNUNG KIDUL, DAN SEKITARNYA  Kami siap datang ke tempat Anda untuk SURVEI LOKASI dan menjelaskan serta konsultasi GRATIS.Silahkan untuk mengirim permintaan SURVEI LOKASI pada kolom yang sudah tersedia atau menghubungi kami melalui Telp/WA:   0877-3960-0999 Kami siap datang ke tempat Anda untuk SURVEI LOKASI dan menjelaskan serta konsultasi GRATIS. Silahkan  menghubungi kami melalui Telp/WA:   0877-3960-0999 

BUDAYA BELAJAR MERUPAKAN FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN BELAJAR



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pembelajaran yang ada pada saat ini banyak yang menyoroti, karena sekolah kurang mampu memberikan landasan pendidikan yang bermutu kepada siswa melalui pemebelajaran di sekolah. Melalui sekolah siswa dipersiapakan untuk menjadi SDM yang berkualitas, namun yang terjadi pada saat ini sekolah hanya mememtingkan hasil atau nilai yang baik pada saat UN tanpa memikirkan proses belajar mengajarnya yang sesuai dengan karakteristik siswanya masing – masinng. Oleh karena itu siswa beranggapan kalau nilainya bagus maka siswa itu akan diakui dan dikenal disekolahnya, meskipun cara untuk mendapatkan nilai tersebut dengan cara yang tidak baik.
Untuk mewujudkan SDM yang berkualitas maka perlu diadakan suatu lembaga pendidikan baik formal maupun non formal. Dalam dekade ini pendidikan formal (sekolah) yang seharusnya mendidik siswanya namun hanya melakukan pengajaran belaka, seperti layaknya yang dilakukan oleh lembaga bimbingan tes yang hanya mementingkan hasil tanpa mengindahkan proses pembelajaran yang seharusnya.
Hal yang perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan adalah penyelenggaraan proses pembelajaran, dimana guru sebagai pelaksana pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam keberhasilan proses pembelajaran disamping faktor lainnya seperti siswa, bahan pembelajaran, motivasi, dan sarana penunjang. Oleh karena itu inovasi dan kreatifitas para pendidik sebagai ujung tombak berhasil tidaknya pendidikan dalam meningkatkan kualitas kehidupan manusia mutlak diperlukan, salah satu bentuknya adalah dengan melakukan pembaharuan metode pembelajaran.
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antar guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar. Interaksi dalam peristiwa belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antar guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Guru adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan keilmuan yang dimilikinya, dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas. (Djamarah Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2006: 112)
Sebagai pengajar atau pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang berhasil dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru. Hal ini menunjukkan bahwa betapa eksisnya peran guru dalam dunia pendidikan. Demikian pula dalam upaya membelajarkan siswa guru dituntut memiliki multi peran sehingga mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa hakikat belajar ?
2.      Apa faktor – faktor yang mempengaruhi belajar siswa ?
3.      Bagaimana Pendukung Peningkatan Budaya Belajar?
4.      Bagaimana budaya belajar yang baik ?
5.      Apa  permasalahan – permasalahan dalam belajar dan solusinya ?
6.      Bagaimana peran pemerintah dalam meningkatkan keberhasilan belajar ?
C.     Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui hakikat belajar !
2.      Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi belajar siswa !
3.      Mengetahui Pendukung Peningkatan Budaya Belajar !
4.      Mengetahui budaya belajar yang baik !
5.      Mengetahui permasalahan-permasalahan dalam belajar dan solusinya !
6.      Mengetahui peran pemerintah dalam meningkatkan keberhasilan belajar !



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Hakikat Belajar
Menurut Gagne (melalui Dimyati & Mudjiono, 2002: 10), belajar merupakan kegiatan yang komplek. Hasil belajar berupa kapabiitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut dari stimulus yang berasal dari lingkungan, dan proses kognitif yang dilakukan oleh pembelajar. Dengan demikian, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.
Menurut George J. Mouly (melalui Sudjana Nana, 1989: 5), Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek – aspek lain yang ada pada individu yang belajar.
Menurut Winkel (melalui Suprihatiningrum jamil, 2014: 15), belajar adalah suatu aktivitas mental/spikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap. Dengan demikian belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu secara sadar untuk memperoleh perubahan tingkah laku tertentu, baik yang dapat diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati secara langsung sebagai pengalaman (latihan) dalam interaksinya dengan lingkungan.
B.     Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Siswa
(menurut, Rusyan Tabrani, Atang Kusdinar dan Zainal Arifin, 1992: 23 – 25) Belajar yang efektif sangat dipengaruhi oleh faktor – faktor kondisionil yang ada. Faktor – faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Peserta didik yang belajar harus melakukan banyak kegiatan. Baik kegiatan sistem saraf seperti melihat, mendengar, merasakan berfikir. Apa yang telah dipelajari perlu digunakan secara praktis dan diadakan ulangan secara berkesinambungan sehingga penguasaan materi hasil belajar menjadi lebih matang.
2.      Belajar memerlukan latihan dengan jalan relearning, recall, dan reviw agar pelajaran yang terlupakan dapat dikusai kembali.
3.      Belajar akan lebih berhasil jika peserta didik merasa berhasil dan mendapat kepuasan. Belajar hendaknya dilakukan dalam suasana yang menyenangkan.
4.      Pesrta didik yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil atau gagal dalam belajarnya.
5.      Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar karena semua pengalaman belajar, antara yang lama dengan yang baru, secara berurutan diasosiasikan sehingga menjadi satu kesatuan pengalaman.
6.      Pengalaman masa lampau dan pengertian –pengertian yang telah dimiliki oleh peserta didik, besar perannya dalam proses belajar.
7.      Faktor kesiapan belajar, peserta didik yang telah siap belajar akan dapat melakukan kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil.
8.      Faktor minat dan usaha, belajar dengan minat akan mendorong peserta didik untuk belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat.
9.      Faktor – faktor fisiologis, kondisi badan peserta didik yang sedang belajar sangat berpengaruh dalam proses belajar.
10.  Faktor intelegensi, peserta didik yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar karena ia lebih mudah menangkap dan memahami pelajaran dan mudah mengingatnya.
Sedangkan menurut Mustaqim dalam psikologi pendidikan (melalui, Khanifatul, 2013: 100 – 103) faktor psikologi yang mempengaruhi belajar yaitu:
1.      Kecerdasan/intelegensi siswa
Kecerdasan merupakan fktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, sehingga kecerdasan menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi intelegensi seorang individu, semakin besar pula peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar.
2.      Motivasi
Motivasi merupakan faktor yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Motivasi berperan sebagai proses didalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat.
3.      Minat
Untuk membangkitkan minat belajar peserta didik, banyak cara yang dapat digunakan oleh guru yaitu, membuat materi yang akan dielajari semenarik mungkin dan tidak membosankan, desain pembelajaran yang membebaskan siswa mengeksplor apa yang dipelajari, melibatkan seluruh domain belajar siswa (kognitif, afektif, psikomotorik) sehingga siswa menjadi aktif.
4.      Bakat
Bakat merupakan kemampuan seseorang yang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Karena belajar dipengaruhi oleh potensi yang dimiliki oleh setiap individu, maka para pendidik, orang tua, dan guru perlu memerhatikan dan memahami bakat yang dimiliki oleh anaknya atau peserta didiknya.
C.     Pendukung Peningkatan Budaya Belajar
(Rusyan Tabrani, 2007: 14 – 32) Untuk mendukung keberhasilan belajar, maka perlu berbagai faktor yang mendukung diantaranya yaitu:
1.      Motivasi belajar bagi siswa
Mengingat pentingnya motivasi dalam kehidupan pembelajaran, maka menjadi kewajiban utama bagi kita secara terus menerus berusaha:
a.       Mengamati dan memahami perilaku belajar diri sendiri dalam proses pembelajaran
b.      Mencari dan menentukan sebab – sebab perilaku belajar yang indisipliner dalam proses pembelajaran
c.       Menghitung, mengubah, serta mengarahkan perilaku belajar kepada tujuan dan sasaran pembelajaran
Untuk mendapatkan motivasi belajar untuk dijadikan suatu landasan pembinaan sikap perilaku pada siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran. Hal – hal yang dibutuhkan dalam melaksanakan pembelajaran yang bermotivasi yaitu:
a.       Pencapaian penyelesaian tugas yang berhasil berdasarkan tujuan dan sasaran
b.      Penghargaan terhadap pencapaian tugas dan sasaran yang telah ditetapkan
c.       Sifat dan ruang lingkup pembelajaran itu sendiri menarik dan memberikan harapan
d.      Adanya peningkatan kemajuan
e.       Adanya rasa tanggung jawab
f.       Adanya supervisi
g.      Adanya keamanan para siswa
2.      Etika belajar
Budaya pembelajaran supaya dilaksanakan dengan baik, maka perlu diupayakan melalui etos belajar, karena etos belajar merupakan etika belajar yang terdapat dalam diri kita untuk bertindak atau berbuat yang tertuju kepada suatu tujuan, yaitu pencapaian tujuan pendidikan.
Salah satu usaha yang konkrit untuk mendorong produktivitas adalah dengan membina dan mengembangkan etos belajar yang baik, disamping meningkatkan pendidikan dan keterampilan kita agar mampu mengembangkan tugas dan pembelajaran sebaik – baiknya.
Etos belajar merupakan hal yang penting dalam mekanisme kehidupan belajar, karena makin majunya kehidupan belajar makin kompleks pula kehidupan aktivitasnya serta makin meningkatnya dan berkembang pula kebutuhan dan tuntutan belajar. Dengan terdapatnya kebutuhan dan tuntutan belajar sudah tentu menuntut pula kualitas sumber daya manusia untuk mengerjakan tugas dan pekerjaan itu. Untuk itu perlu adanaya suatu pelaksanaan etos kinerja dalam mendukung kualitas kerja.
3.      Lingkungan belajar
Lingkungan belajar yang dapat mendukung kita melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien, meliputi:
a.       Lingkungan sosial psikologis
Suasana hubungan serasi dan harmonis antara siswa dengan siswa dan guru serta dengan kepala sekolah dapat menunjang lingkungan yang tentram.
b.      Lingkungan fisik
Agar pembelajaran berlangsung dengan baik, maka perlu ditunjang oleh, ruangan dan meja belajar yang menyenangkan, penerangan, sirkulasi udara yang baik, dan suhu ruangan yang baik.
4.      Tugas dan tanggung jawab dalam pembelajaran
Tugas dan tanggung jawab kita tidak terbatas dalam sekolah ataupun di luar sekolah pada hakekatnya kita merupakan komponen strategis yang mempunyai peran penting dalam menentukan kemajuan bangsa.
5.      Optimalisasi kelompok belajar
Kelompok belajar siswa berfungsi meningkatkan kemampuan siswa sebagai penerima didikan yang berhubungan dengan materi pelajaran. Persiapan untuk belajar, menggunakan media dan sumber belajar, penerimaan bimbingan, serta diskusi guna mencari alternatif penyelesaian berbagai masalah.
6.      Motivasi KBS
KBS (kelompok belajar siswa) adalah satu wadah pembinaan dengan menghendaki adanya motivasi, dorongan dan rangsangan yang kuat agar kita maumenjadi anggota KBS.
D.    Budaya Belajar Yang Baik
(Rusyan Tabrani, 2007: 34 – 77) Budaya belajar yang baik merupakan salah satu upaya perbuatan meningkatkan kualitas belajar, karena dengan budaya segala kegiatan pelajaran dan tugas akan teratur dan terarah, sehingga tujuan belajar yang diharapkan dapat dicapai dengan baik. Dengan demikan budaya belajar sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas belajar, karena:
1.      Dengan budaya belajar semua pelajaran dapat dikerjakan dengan  terarah, tertib, dan teratur sehingga tujuan yang diharapkan mudah untuk dicapai.
2.      Dengan budaya belajar kreativitaas kita dapat terpusat kesatu arah tujuan yang tepat,
3.      Budaya belajar menjadikan kita belajar dengan dinamis, dan inovatif, sehingga semua hal yang dikerjakan akan menghasilkan sesuatu yang berguana.
4.      Dengan budaya belajar aktivitas belajar lebih meningkat kualitasnnya, karena budaya belajar memberikan rasa peka terhadap pengaruh dari luar, sehingga kita tidak mudah terpengaruh dengan hal – hal yang bersifat negatif.
5.      Dengan budaya belajar, semua kegiatan belajar bisa dilaksanakan secara efisien dan efektif.
6.      Dengan budaya belajar, semua aktivitas belajar yang sedang berlangsung dapat memberikan suasana yang menyenangkan dan harmonis.
7.      Aktivitas belajar berdasarkan budaya belajar dapat mengoptimalkan hasil belajar.
8.      Budaya belajar dapat mendorong kita untuk mengerjakan pelajaran secara bekerjasama dan menghasilkan suatu pencapaian tujuan yang optimal dalam waktu singkat.
9.      Pelaksanaan budaya belajar merupakan manipestasi Disiplin Nasional.
10.  Suasana dan situasi belajar yang berdasarkan budaya belajar mudah mengarahkan kita kepada tujuan dan program belajar.
Budaya belajar adalah melaksanakan proses pendidikan dari guru, penerima bimbingan serta mengerjakan evaluasi supaya terlaksana dengan baik, maka perlu menerapkan budaya sebagai berikut:
1.      Budaya Kepatuhan
Upaya yang dilakukan dalam menerapkan budaya belajar salah satu diantaranya adalah menerapkan komitmen yang baik dalam melaksanakan pendidikan. Membudayakan komitmen membutuhkan contoh – contoh perbuatan yang baik sehari – hari dan proses pembudayaannya berlangsung secara alami, dimana satu siswa akan belajar  dan melihat dari perbuatan siswa lain. Artinya apabila siswa dan guru membiasakan diri memiliki komitmen yang tinggi maka proses pembudayaan akan berlangsung lebih cepat dan efektif.
Adapun budaya komitmen tersebut sebagi berikut:
a.       Tepat waktu dalam belajar
Untuk menekankan betapa pentingnya konsisten untuk perkembangan komitmen, maka pera siswa harus mengetahui cita – cita sistem belajar yang baik dari mengetahui apa yang diharapkan guru dan mengkomunikasikannya pada guru sewaktu belajar.
b.      Disiplin dalam belajar
Disiplin merupakan salah satu upaya dan perbuatan untuk meningkatkan kualitas belajar, karena dengan disiplin segala kegiatan akan teratur dan terarah sehingga tujuan belajar yang diharapkan dapat dicapai dengan baik. Dengan disiplin menjadikan kita belajar dengan giat sehingga hal yang dihasilkan suatu hal yang berguna.
c.       Setia dan loyal dalam belajar
Setia dalam melaksanakan pendidikan akan berpijak kepada Undang – Undang Pendidikan Nasional, peraturan pemerintah dalam bidang pendidikan, kurikulum yang berlaku serta Garis – Garis Haluan Negara.
Kegiatan tersebut merupakan suatu langkah nyata kesetiaan kita dalam melaksanakan pendidikan walaupun masih terdapat hambatan, gangguan, dan kekurangan dalam pelaksanaan proses pendidikan tersebut.
Loyal adalah suatu perilaku taat dan patuh terhadap suatu kebijakan, peraturan dan keputusan serta menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu bukti loyalitas bagi kita yaitu adanya kesadaran, kemauan dan keputusan dalam melaksanakan peraturan yang berlaku.
d.      Bertekad meningkatkan mutu dalam belajar
Masa depan siswa ada di tanggan seluruh guru, tidak hanya di tangan kepala sekolah atau dinas P dan K. Semua pelaku kependidikan harus ikut bertanggung jawab untuk memikirkannya, sebab suksesnya dan berhasilnya pendidikan dimasa lalu tidak menjamin keberhasilan di masa depan. Masa depan siswa tercermin dari pernyataan visi, misi, filosofi dasar pendidikan baik secara tersurat maupun secara tersirat.
Mutu pendidikan harus diciptakan, tidak bisa ditunggu. Hal ini menuntut kita untuk memiliki inisiatif dan kreatif yang tinggi.
e.       Rasa tuntas dalam belajar
Untuk membantu meningkatkan ketuntasan (sense of closure) kita terhadap satu tugas pelajaran yang menjadi tanggung jawab kita, ada beberapa cara yang harus dipraktekkan dan dibiasakan yaitu:
1)      Meningkatkan pemahaman tentang kemajuan pendidikan
2)      Menyelesaikan tugas dengan jelas dan tuntas
Dalam menyelesaikan tugas bersama atau berkelompok akan lebih mudah, efisien, dan efektif, apabila masing – masing anggota kelompok mengetahui persis apa yang menjadi tanggung jawab dari maisng – masing anggota kelompok memiliki “sense of closure” yang tinggi.
2.      Budaya Inovatif
Inovatif adalah suatu perubahan yang baru dan kualitatif berbeda dari hal – halyang ada sebelumnya serta diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu. Inovatif akan memiliki gagasan, ide – ide dan perilaku yang mendukung  perubahan tersebut.
Kemajuan teknologi yang kita kenal dan yang kita pakai sekarang ini, merupakan hasil dari proses inovasi. Inovasi dalam hal ini menunjukkan suatu proses yang membuat suatu objek, ide, atau praktek baru yang muncul untuk diserap oleh seseorang, kelompok atau organisasi.
3.      Budaya Profesional Bagi Siswa
Profesionalisme berjalan sesuai dengan kemajuan masyarakat modern, adanya bermacam – macam  ragam spesialisasi yang sangat diperlukan dalam masyarakat yang semakin luas dan semakin kompleks. Demikian pula profesionalisme kita sampai sekarang masih diperbincangkan orang, baik dikalangan pendidikan maupun diluar pendidikan. Berbagai pandangan telah berkembang tentang masalah tersebut, namun satu hal yang sudah pasti, bahwa dimana – mana diarahkan supaya kita terdidik dan terlatih dengan baik serta menjadi profesional.
Dengan demikian betapa pentingnya kita juga memiliki kemampuan dalam proses belajar yaitu:
a.       Kemampuan personal
Untuk mencapai keberhasilan proses pendidikan kita harus memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugasnya, salah satu kemampuan tersebut adalah kemampuan pribadi (personal).
Kemampuan pribadi kita secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut:
1)      Dituntut untuk dapat bekerja teratur dan konsisten, akan tetapi kreatif dalam menghadapi pekerjaannya.
2)      Kemantapan dalam bekerja
b.      Kemampuan profesional
c.       Kemampuan kemasyarakatan
Jenis – jenis kemampuan kemasyarakatan yang harus dimiliki yaitu:
1)      Bekerjasama dengan Bp3
2)      Keterkaitan kemampuan kita dengan keberhasilan pendidikan
Proses pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik dapatmencapai tujuan yang diharapkan, dan bertanggung jawab sebagai anggota masyarakat.
4.      Budaya Berprestasi
Dalam lingkungan budaya yang memberi kesempatan luas bagi siswa untuk berprestasi dan mencapai dengan tujuan yang diinginkan, dapat dipahami jika siswa menghadapi tekanan untuk memperoleh prestasi tersebut, sebab prestasi dianggap mampu mendorong memanfaatkan kesempatan untuk maju dan menyesuaikan diri kelak dikehidupan masyarakat.
Prestasi merupakan suatu bukti keberhasilan usaha yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu kegiatan. Prestasi yang kita capai, merupakan keberhasilan setelah melaksanakan proses belajar sehingga memiliki berbagai ilmu pengetahuan, keterampilan, serta sikap yang mendukung.
5.      Budaya Memuaskan
Budaya memuaskan dalam proses belajar kepada berbagai pihak baik pemerintah, peran guru, maupun orang tua dan masyarakat, sebab kita tumbuh dan berkembang karena dukungan dari berbagai pihak. Sudah sepatutnya kita diajarkan berkomitmen untuk dapat terus belajar dalam upaya menjamin hari depan para siswa.
6.      Budaya Integritas
Budaya berintegritas yang dilaksanakan merupakan pengalaman yang didapatkan dari proses belajar mengajar dan interaksi dengan masyarakat sekolah. Sehingga mampu memberikan motivasi yang tinggi untuk  siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dari budaya integritas tersebut kita akan memperoleh hal – hal, sebagai berikut:
a.       Dihargai oleh guru
b.      Jenis penghargaan
c.       Terbiasa berlaku rajin dan jujur
E.     Permasalahan – Permasalahan Dalam Belajar dan Solusinya
Pada umumnya para pelajar banyak mengalami permasalahan dalam belajar, di samping masalah – maslah lain yang menyangkut keadaan jasmani, keadaan keuangan dan sebagainya.
Menurut penelitian C.C.Wrenn dan Reginald Bell (melalui Ahmadi Abu, 1993: 8 – 9) mengenai masalah – masalah pokok belajar di Amerika, yaitu:
1.      Kesukaran dalam mengatur pemakaian waktu belajar (Difficulty in budgeting time)
2.      Ketidaktahuan mengenai ukuran – ukuran bakuyang harus dipenuhi dalam pelaksanaan tugas – tugas (Unfamiliar standards  of work)
3.      Kebiasaan – kebiasaan membaca yang lambat (Slowreading habits)
Selain itu permasalahan – permasaahan yang sering saya hadapi dalam meningkatkan keberhasilan belajar yaitu:
1.      Malas untuk belajar
2.      Belajar hanya untuk mengejar nilai akademis
3.      Menghakimi diri sendiri/ terlalu percaya diri bahwa saya bisa dan mampu tanpa harus belajar terus menerus karena telah mencap bahwa saya pintar
4.      Tidak suka terhadap mata pelajaran tertentu
5.      Cara belajar yang salah (belajar adalah menghafal rumus, tahun, istilah – istilah asing, nama orang, dll) tidak memahami apa yang sebenarnya dipelajari
6.      Semangat belajar yang tidak konsisten
Solusi untuk menyelesaikan permasalahan – permsalahn yang saya hadapi yaitu:
1.      Mengubah pola pikir (paradigma) bahwa belajar itu suatu kegiatan yang menyenangkan, yang bisa dinikmati, bikin penasaran dan bikin ketagihan, jika cara pandang kita sudah seperti itu maka kemauan untuk belajar senantiasa akan hadir dengan sendirinya dalam jiwa seseorang, tanpa harus dimotivasi terlebih dahulu oleh guru dan orang tua agar mau belajar.
2.      Menghentikan belajar dengan cara menghafal tetpi dengan cara memahami karena jika kita sudah paham akan pelajaran tersebut maka kita akan lebih mudah menjawab pertanyaan – pertanyaan yang diberikan oleh guru, danilmuyang kita dapat dari pelajaran tersebut tidak akan mudah hilang dari pikiran.
3.      Dalam belajar kita harus mempunyai persepsi yang benar dan tujuan yang jelas agar belajar kita konsisten, serta dapat memanfaatkan watu luang untuk hal – hal yang bermanfaat semisal belajar, karena kita sudah tahu bahwa belajar itu menyenangkan maka kita tidak akan malas dan mementingkan nilai yang bagus serta tidak akan membenci mata pelajaran tertentu dan cara belajar yang hanya menghafal.
F.      Peran Pemerintah Dalam Meningkatkan Keberhasilan Belajar
Pemerintah memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak Indonesia, utamanya mulai dari ketersediaan sarana dan prasarana minimal berupa gedung sekolah yang layak, hingga sampai pada ketersediaan berbagai fasilitas pendukung pendidikan lainnya.
Bagi sekolah-sekolah yang berada di perkotaan, sekolah yang rusak berat dan masih belum direhabilitasi sangat banyak ditemui, apalagi di daerah-daerah terpencil di Indonesia. Dengan kata lain, sekolah-sekolah diperkotaan saja kondisinya masih demikian, apalagi di pelosok Indonesia. Selain ketersediaan sarana dan prasarana fisik dan berbagai fasilitas pendukung pendidikan lainnya yang masih terbatas dan belum menjangkau seluruh wilayah NKRI, kurikulum pendidikan dasar pun menjadi permasalahan.
Kurikulum yang seringkali berubah seiring dengan pergantian rezim pemerintahan menyebabkan anak-anak usia sekolah dasar menjadi korbannya. Anak-anak usia sekolah dasar merupakan anak-anak yang mind set berfikirnya belum terbentuk, anak-anak tersebut masih dalam tahap amati dan tiru, belum sampai tahap modifikasi. Selain itu, beban kurikulum yang berat menyebabkan anak-anak kehilangan kreativitasnya karena hanya dibebani dengan mata pelajaran yang terkonsep dan berpola baku secara permanen. Artinya, apa yang di dapat di sekolah, itulah yang ada pada dirinya, tanpa kecuali. Pemerintah harus menyadari bahwasannya anak-anak merupakan investasi masa depan sebuah bangsa. Merekalah yang kelak akan mengisi ruang-ruang proses berbangsa dan bernegara. Wajar saja ketika banyak orang menyerukan bahwa anak adalah bibit-bibit atau tunas yang harus diperhatikan dan dirawat dengan baik. Merekalah pewaris masa depan, tulang punggung dan harapan bangsa dan negara ada di pundak mereka.
Namun, harapan itu ternyata masih membentur tembok yang sangat besar. Ternyata masih banyak di temukan anak-anak kurang mampu harus berhenti sekolah karena tidak memiliki biaya. Sering dijumpai bahwa anak-anak Indonesia harus dipaksa mengemis demi menghidupi keluarga, melakukan tindak kriminal dan terlantar karena ketimpangan ekonomi. Tidak jarang pula anak-anak seringkali menghadapi bentuk-bentuk kekerasan baik fisik maupun non fisik. Padahal, anak-anak Indonesia harusnya berada di rumah, belajar dengan baik dan menikmati tugas-tugas bagi tumbuh kembang diri mereka.
Disinilah peran pemerintah harus ditingkatkan dalam rangka peningkatan pendidikan anak-anak Indonesia. Pendidikan Karakter merupakan proses pemberian tuntunan peserta/anak didik agar menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Peserta didik diharapkan memiliki karakter yang baik meliputi kejujuran, tanggung jawab, cerdas, bersih dan sehat, peduli, dan kreatif.
Pemerintah melalui Kemendiknas meluncurkan sebuah program pendidikan, yang dikenal dengan Pendidikan Karakter. Dominasi ranah kognitif dan psikomotorik harus dikurangi, ranah afektif sudah seharusnya menjadi fokus utama. Sehingga terbentuklah manusia-manusia yang berkarakter luhung, berbudi pekerti tinggi. Manusia-manusia seperti inilah yang diharapkan mampu membawa bangsa Indonesia menjadi jauh lebih baik, menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang berbudaya tinggi. Pendidikan karakter dibutuhkan untuk mencegah setiap perbuatan-perbuatan yang tidak baik yang dapat merusak pendidikan di Indonesia.
Oleh karena itu, semua peran sangat dibutuhkan untuk memajukan sistem pendidikan di Indonesia agar pendidikan di Indonesia mengalami pemerataan, peningkatan dan perubahan yang signifikan. Pendidikan Karakter bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang hal yang baik dan buruk, kemudian membuat hal yang baik menjadi suatu kebiasaan. Budaya ini harus dipelihara agar pendidikan di Indonesia berkembang dan bisa menjadi daya saing bagi pendidikan lainnya secara global.
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka Pemerintah telah berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. Tetapi kenyataan belum cukup dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
            (Putri, Ivo Dwi, 2015: http://www.kompasiana.com/ivo)















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek – aspek lain yang ada pada individu yang belajar. faktor psikologi yang mempengaruhi belajar yaitu, kecerdasan/intelegensi siswa, motivasi, minat, bakat.
Budaya Belajar Yang Baik (Rusyan Tabrani, 2007: 34 – 77) Budaya belajar yang baik merupakan salah satu upaya perbuatan meningkatkan kualitas belajar, karena dengan budaya segala kegiatan pelajaran dan tugas akan teratur dan terarah, sehingga tujuan belajar yang diharapkan dapat dicapai dengan baik. Budaya belajar adalah melaksanakan proses pendidikan dari guru, penerima bimbingan serta mengerjakan evaluasi supaya terlaksana dengan baik, maka perlu menerapkan budaya yaitu, budaya kepatuhan, budaya inovatif, budaya profesional bagi siswa, budaya berprestasi, budaya memuaskan, budaya integritas.
Permasalahan – permasaahan yang sering hadapi dalam keberhasilan belajar yaitu, malas untuk belajar, belajar hanya untuk mengejar nilai akademis, menghakimi diri sendiri/ terlalu percaya diri bahwa saya bisa dan mampu tanpa harus belajar terus menerus karena telah mencap bahwa saya pintar, tidak suka terhadap mata pelajaran tertentu, cara belajar yang salah (belajar adalah menghafal rumus, tahun, istilah – istilah asing, nama orang, dll) tidak memahami apa yang sebenarnya dipelajari, semangat belajar yang tidak konsisten.
B.     Saran
Pendidikan karakter salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membentuk Budaya belajar yang baik, karena dengan pendidikan karakter peserta didik dapat mempelajari budaya – budaya belajar yang baik untuk dirinya yang nantinya dapat menjadi karakter pribadi masing – masing yang akan terus bersamanya.  Untuk itu, sebaiknya pemerintah mencanangkan pendidikan karakter sebagai salah satu mata pelajaran/mata kuliah yang wajib ada di sekolah – sekolah dan perguruan tinggi.











DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1993. Cara Belajar Yang Mandiri Dan Sukses. Solo: CV. ANEKA.
Dimyati & Mudjiono. 2002. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
            Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
            Jakarta: P.T. Rineka Cipta.
Khanifatul. 2013. Pembelajaran Inovatif: Strategi Mengelola Kelas Secara Efektif
Dan Menyenangkan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Rusyan, Tabrani. 2007. Budaya Belajar Yang Baik. Jakarta: PT. Panca Anugerah
            Sakti.
Rusyan, Tabrani & Atang Kusdinar dkk. 1992. Pendekatan Dalam Proses Belajar
            Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar.
            Bandung: CV. Sinar Baru.
Suprihatiningrum, Jamil. 2014. Strategi Pembelajaran, Teori & Aplikasi.
            Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Putri, Ivo Dwi. 2015. Peran Pemerintah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan.
Diunduh pada tanggal 27 desember 2015 dari http://www.kompasiana.com/ivo_dwiputri/peran-pemerintah-dalam meningkatkan-mutu-pendidikan_54f85eb3a33311845e8b4ace)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perencanaan dan Persiapan Rapat

Nama    : Nuraini Juliati NIM     : 14416241050 Prodi    : Pendidikan IPS/A Makul   : Dasar-dasar administrasi Perencanaan Dan Persiapan Rapat  Dalam rangka menyelenggarakan rapat, ada beberapa prinsip dasar yang dapat dijadikan pedoman atau pegangan dalam mempersiapkannya, yaitu sebagai berikut : Why? Mengapa rapat perlu diselenggarakan? Hal ini untuk menentukan urgensi dari rapat tersebut.   What? Apa masalah yang akan dibicarakan dalam rapat? Hal ini untuk mempersiapkan agenda rapat   Who? Siapa saja yang akan diundang dalam rapat tersebut? Hal ini untuk menentukan peserta rapat yang diundang   Where? Di mana rapat akan diselenggarakan? Hal ini untuk menentukan tempat penyelenggaraan rapat.   When? Kapan rapat akan diselenggarakan? Hal ini untuk menentukan hari, tanggal dan waktu rapat akan diselenggarakan   How? Bagaimana rapat akan diselenggarakan ? hal ini untuk menentukan apakah rapa...

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MESIN BENSIN DAN MESIN DIESEL

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MESIN BENSIN DAN MESIN DIESEL A.     Mesin Bensin 1.       Karakteristik mesin bensin a.        Menggunakan Bahan Bakar Bensin b.       Memiliki Karburator c.        Memiliki busi d.       Terdapat Distributor e.        Tekanan kompresi 9Kg/cm2 f.        Temperatur 200o C g.       Pembakarannya Gas terbakar oleh Api dari Busi 2.       Kelebihan mesin bensin a.        Untuk akselerasi mesin jauh lebih responsif, sehingga untuk mendahului kendaraan lain dapat lebih mudah dicapai. b.       Suara yang dihasilkan saat mesin mulai start hingga berakselerasi terdengar lebih halus. c.        Tingkat ...

LAPORAN KKN (KULIAH KERJA NYATA)

LAPORAN INDIVIDU KULIAH KERJA NYATA (KKN) SEMESTER KHUSUS TAHUN AKADEMIK 2016/2017 KELOMPOK B120   Dusun Rejosari, Desa Soronalan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang   Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan dalam Mata Kuliah Kuliah Kerja Nyata (KKN) Dosen Pembimbing Lapangan : Drs.Marwanto, M.Hum.       Disusun oleh : Nama : Nuraini Juliati NIM : 14416241050 Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial Jurusan/Prodi : Pendidikan IPS/Pendidikan IPS     LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017 HALAMAN PENGESAHAN   KATA PENGANTAR   Assalamualaikum Warahmatullaahi Wabarokaatuh.             Alhamdulillah, segala puji d...